Senin, 06 April 2009

dARi DPT hiNGGA GoLPut


Gendrang pemilu ntar lagi ditabuh nih. Kamis, 9 ApriL 2009 manusia-manusia Indonesia bakal punya hajatan besar, yang sejak zaman Bung Karno tepatnya pada pemilu pertama tahun 1955 akrab dengan julukan 'pesta demokrasi'. Pesta demokrasi berarti rakyat Indonesia berpesta dalam membentuk pemerintahan yang dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (demos & kratos kan??).

Seperti pesta-pesta yang lain, entah itu pesta perkawinan, pesta kematian (kalau ada seh!!), pesta khitanan, pesta wisuda, pokoknya semua pesta deh, pasti akan selalu dipenuhi keramaian. Keramaian akan kerumunan massa di TPS, keramaian akan arak-arakan kampanye yang menjadi semacam undangan bagi rakyat untuk mengikuti pesta, pun keramaian akan konflik-konflik yang bakal timbul nantinya setelah pesta itu usai.

Menjelang pesta yang tinggal beberapa hari ini, gonjang-ganjing masalah peserta pesta (Daftar Pemilih Tetap) masih saja mengemuka. Disinyalir ada manipulasi lah, ada data yang tidak complete lah, ada pemilih yang namanya dobel sampe ratusan kali lah, pokoknya ada-ada aja deh.

Tuh semua gara-gara Pilgub Jawa Timur sih. Dipicu oleh pengunduran diri Pak Kapolwil Jatim karena mengetahui banyak kecurangan DPT yang dilakukan oleh salah satu calon saat Pemilu tahap ke 3 di Pulau Mataram (MADURA Kota Garam,,hehe ), akhirnya DPT nasional juga kena imbas deh.Tapi bagus lah, biar semua masalah yang bakal mengacau balaukan pemilu nanti bisa diselesaikan secapatnya, supaya apa??supaya rakyat gak lagi terombang-ambing. Terombang ambing atas apa??terombang ambing atas janji-janji manis para caleg yang gak tahu besok-besok kalau mereka udah duduk di kursi empuk dewan itu, bakal membuktikan gak janji dari mulut manis mereka.

Sukses aja deh buat pemilu kita besok. Sowry yah Pak Ketua KPU, aku gak bisa ikut pesta itu. Aku gak nyoblos sih soalnya (eH,,sekarang diganti contreng yah??). Aku gak bisa ikut nyontreng alias golput..Golongan Putih gitu low.Aliran sesat ala pemilu. Itu seh kata MUI,"golput haram" katanya.

Aku sih sepakat-sepakat aja ma golput, wong gak ada larangannya dalam Al-Qur'an koQ. Agama dipolitisasi!! Tapi golput ku bukan karena gak mau milih lho, lebih karena aku nih anak rantau. Lagi mengembara di kampung orang. Jadi gak bisa nyontreng deh, semua peserta pemilu kan cuma bisa nyontreng d daerah yang sesuai ma alamat KTP mereka.

Makanya, pemerintah tuh harusnya menyoroti itu. Carikan solusi yang terbaik buat suara anak-anak rantau. Masa dibiarin begitu aja. Bayangin deh, berapa juta mahasiswa yang kuliah bukan di daerah mereka. Syukur-syukur kalau kampung mereka tuh jaraknya cuman 75 kilometer dari tempat kuliahnya, kan bisa pulang tuh.Tapi kalo harus nyeberang lautan atau harus terbang menembus awan dulu, gimana dunk??. Masa kita -mahasiswa rantau- rela pulkam hanya untuk nyontreng doank. Ngabis-ngabisin duit, tenaga, n waktu kan?? Aku mah emoooooh pulang kampung cuman buat nyontreng kertas suara penentu nasib rakyat itu. Malang-Makasar jauh men, butuh duit 500 ribuan sekali jalan, PP berarti 1 jutaan dunk. Waaaah bisa bokek alias terserang kanker (kantong kering)tuh!!

Jadi, kalau nurut aku nih ya, pemerintah harusnya mengatur itu. Buatlah regulasi tentang anak rantau yang juga pengen nyalurin hak suaranya, biar suara ratusan ribu dari kami -mahasiswa pengembara- itu gak terbuang percuma. Kan eman (percuma) toh??.

So, kalau bisa pemilu berikutnya KPU udah nyelenggarain pemungutan suara di kampus deh. Kerja sama ma pihak rektorat. Buatkan TPS di kampus khusus untuk mahasiswa dari luar kota, luar pulau. Kalau udah gitu kan, suara kita juga bisa ikut nentuin nasib bangsa ini kedepannya.

OK coyyyyyy???

1 komentar:

HAMKA RASUFIT mengatakan...

Maju Terus Ko Perahu PINISI !!! Sebenarnya Pembenahan pemerintah belum menyeluruh karena kita sebagai mahasiswa rantau tidak bisa memilih !!! Huh....Survei mebuktikan lebih dari 2 Juta suara dari mahasiswa rantau terbuang percuma....sia - sia kan....

Posting Komentar

Give Me Comment Please!!
i need your comment to be better..